Dalam menganalisis, ada keterkaitan antara satu aspek dan aspek lainnya sehingga hasil analisis setiap aspek terjadi terintegrasi. Sebagai contoh, ketika seseorang tengah menganalisis aspek keuangan, maka ia akan memanfaatkan hasil analisis aspek lainnya walaupun tetap dimungkinkan untuk mencari data yang dibutuhkan langsung dari lapangan.

Ada beberapa aspek yang perlu dilakukan studi untuk menentukan kelayakan suatu usaha. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri akan tetapi saling berkaitan. Artinya jika  salah satu aspek tidak dipenuhi maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang diperlukan.

Urutan penilaian aspek mana saja yang harus didahulukan tergantung dari kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada. Tentu saja dalam hal ini dengan pertimbangan prioritas mana yang harus didahulukan lebih dulu dan mana yang berikutnya.

 1. Aspek Pemasaran

Perusahaan harus menentukan pasar sasaran dengan melakukan   segmentasi pasar karena pasar pada dasarnya bersifat heterogen. Segmentasi pasar menghasilkan segmen-segmen yang relatif homogen. Setalah pasar menjadi homogen, perusahaan hendaknya memilih sasaran yang lebih jelas. Hal ini dilakukan karena perusahaan memiliki sumber daya terbatas untuk dapat memenuhi pasar walaupun telah disegmentasikan. Dalam pemasaran biasanya dikenal dengan sistem STP (Segmentasi, Targeting dan Postioning).

  1. Segmentasi

      Seperti yang telah disebutkan bahwa segmentasi merupakan pengelompokan pasar yang heterogen menjadi homogen. Manajemen dapat melakukan pengkombinasian beberapa variabel untuk mendapatkan cara terbaik dalam mensegmentasi pasarnya. Komponen-kkomponen utama dari tiap aspek antara lain aspek geografis (bangsa dan negara), aspek demografis (usia, daur hidup, dan jenis kelamin), aspek psikografis (kelas sosial dan gaya hidup), aspek perilaku (tingkat penggunaan, status kesetiaan dan sikap pembeli).

  1. Menetapkan Pasar Sasaran (Targetting)

          Setelah segmen pasar diketahui, selanjutnya perusahaan perlu melakukan analisis untuk dapat memutuskan beberapa segmen pasar yang akan dicakup lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Analisis dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu faktor ukuran dan pertumbuhan segmen, kemenarikan struktural segmen serta sasaran dan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

  1. Menentukan Posisi Pasar (Positioning)

     Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Penentuan posisi pasar terdiri atas tiga langkah yaitu mengidentifikasi keunggulan komparatif, memilih keunggulan komparatif, dan mewujudkan serta mengkomunikasikan posisi.

 

2. Aspek Teknik dan Teknologi

Manajemen operasional adalah seperangkat fungsi atau kegiatan manajemen yang mliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinsi, pengarahaan dan pengawasan terhadapa perusahaan. Ada 3 masalah pokok yang dihadapi perusahaan, yaitu penentuan posisi perusahaan, masalah desain, dan masalah operasional. Kelompok masalah sisi perusahaan, persoalan-persoalan uatamanya adalah : pemilihan strategi perusahaan, pemilihan dan perencanaan produk, dan perencanaan kualitas. Sedangkan kelompok  masalah desain, perosalan utamana adalah : pemilihan teknologi, perencanaan kapasitas proses produksi jasa, perencanaan tata letak usaha. Kelompok masalah operasional meliputi : perencanaan jumlah produski, manajemen persediaan, dan pengawasan kualitas produk.

Aspek teknik dan teknologi meliputi :

  1. Penentuan strategi produksi

Dalam memproduksi barang ataupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen maka dilakukanlah penelitian, seperti penelitian pasar dan pemasaran, maka dari masukan penelitian pasar dan pemasaran berikutnya akan ditetapkan macam-macam produk yang menjadi alternatif untuk dibuat. Mengacu pada alternatif produk yang akan dibuat akan dikaji pula kaitannya dengan aspek-aspek yang lain seperti aspek keuangan.

  1. Pemilihan dan Perencanaan Produk

Setelah beberapa alternatif produk telah tersaring maka selanjutnya akan dikaji produk mana yang akan menjadi prioritas untuk diproduksi.

  1. Perencanaan kualitas

Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen, kualitas produk baik yang berupa barang ataupun jasa perlu ditentukan berdasarkan dimensi-dimensinya yaitu produk jasa atau servis Zeithaml mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kulitas jasa yaitu reliability, responsiveness, assurance,  emphaty, dan tangibles

  1. Pemilihan teknologi

Pada saat ini pilihan teknologi untuk berproduksi baik barang maupun jasa, telah dan sedang berkembang terus sesuqai dengan kemajuan zaman, dan akan lebih baik dengan berkembangnya teknologi menghasilkan efisiensi yang tinggi pada produksi. Dalam pemilihan teknologi biasanya produk dapat diproduksi oleh beberapa cara, sehingga membuat teknologi pun perlu ditentukan secara jelas.

  1. Rencana kapasitas produksi

Kapasitas di didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, akpasitas dapat dilihat dari sisi masukan (input) atau keluaran (output).

  1. Perencanaan letak pabrik

Bagi perusahaan manufaktur, letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara seksama karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek, seperti biaya. Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan, antara lain letak konsumen potencial, letak bahan baku utama, sumber tenaga kerja, sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik disekitar pabrik, fasilitas transportasi yang memadai, fasilitas untuk pabrik, lingkungan masyarakat sekitar, peraturan pemerintah seperti kawasan berikat dan AMDAL. Bagi perusahaan jasa dapat dibagi dua macam yaitu pelanggan datang ke lokasi fasilitas jasa dan penyedia jasa mendatangi konsumen

  1. Perencanaan tataletak (layout)

Bagi industri manufaktur,bagi perusahaan manufaktur paling tidak ada tiga jenis tempat yang perlu diatur layout-nya yaitu pabrik, kantor, dan gudang. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun layout untuk pabrik, yaitu sifat produk yang dibuat, jenis proses produksi, jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan, jumlah modal yang tersedia untuk proses produksinya, keluwesan atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas, aliran barang dalam proses produksi, penggunaan ruangan hendaknya selain untuk efektif bekerja juga harus diperhatikan untuk kesehatan dan kenyamanan dan letak mesin-mesin serta fasilitas lain

  1. Perencanaan jumlah produksi

Aktivitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik agar jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit, ada beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya permintaan, kapasitas pabrik, suplai bahan baku, modal kerja, peraturan pemerintah dan ketentuan teknis lainnya.

  1. Manajemen persediaan

Persediaan barang biasanya digunakan untuk mengantisipasipermintaan konsumen yang meningkat secara tajam, atau untuk mensuplai kekurangan bahan baku. Hal-hal yang perlu dikaji dalam rangka study kelayakan antara lain adalah sebagai berikut penentuan jumlah order, safety stock, inventory system dan Materials Requirment Planning.

  1. Pengawasan kualitas produk

Untuk memahami kualitas, dapat digunakan trilogi manajerial yang meliputi perencanaan, perbaikan, dan pengendalian.

 

3. Aspek Manajemen

Manajemen dalam pembanguan proyek bisnis maupun manajemen dalam implementasi rutin bisnis adalah sama saja dengan manajemen lainnya. Manajemen berfungsi untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Banyak terjadi, bahwa proyek-proyek bisnis gagal dibangun maupun dioperasionalkan bukan disebabkan karena aspek lain, tetapi karena lemahnya manajemen. Didalam pembangunan proyek bisnis, telah manajemennya antara lain menyusun rencana kerja, siapa saja yang terlibat, bagaimana mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan proyek dengan sebaik-baiknya.

 

4. Aspek Sumber Daya Manusia

Dalam membangun protek bisnis, khususnya bisnis jasa yang relatif besar, ketersediaan SDM untuk manajer proyek dn staff proyek hendaknya dikaji secara cermat. Kesuksesan suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangat tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer dan timnya. Membangun sebuah tim yang efektif merupakan suatu kombinasi seni dan ilmu pengetahuan. Membangun sebuah tim yang efektif memerlukan perimbangan bukan hanya mengenai keahlian teknis para manajer atau anggota tim semata, melainkan juga mengenai peranan penting dalam keserlarasan manajemen dalam bekerja.

 

5. Aspek Finansial

Merealisasikan proyek bisnis tentu membutuhkan dana investasi. Dana diklasifikasina berdasarkan pada aktiva tetap berwujud, seperti tanah, banguna, pabrik dan mesin serta aktiva tidak berwujud seperti paten, lisensi, biaya pendahuluan dan biaya sebelum operasi. Setelah sejumlah dana yang dibuthkan diketahui, tahap berikutnya adalah mennetukan dalam bentuk apa dana tersebut didapat. Beberapa sumber dana yang penting antara lain :

  1. Modal pemilik perusahaan yang disetorkan,
  2. Saham yang diperoleh dari penerbitan saham dipasar modal,
  3. Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan dijual di pasar modal,
  4. Kredit yang diterima dari bank,
  5. Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank.

Studi kelayakan dari aspek keuangan perlu menganalisis perkiraan arus kas. Pada umunya ada empat metode yang biasa dipertimbangkan untuk melakukan penilaian arus kas suatu investasi, yaitu metode payback period, net present value, internal rate of return dan profitability index, serta break even point.

Payback period adalah periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas. Internal rate of return adalah metode yang digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa mendatang dengan pengeluaran investasi awal. Net present value merupakan selisih antara present value dan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa mendatang.

Metode profitability index ialah metode untuk menghitung perbandingan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang dan nilai sekarang dari investasi. Terakhir, break even point ialah metode yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel dalam kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan.

 

6. Aspek Ekonomi, Sosial dan Politik

Dari segi aspek ekonomi, cukup banyak data makroekonomi yang tersebar di berbagai media yang secara langsung maupun tidak langsung dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Data makroekonomi tersebut banyak yang dapat dijadikan sebagai factor indikator ekonomi yang dapat diolah menjadi informasi penting dalam rangka studi kelayakan bisnis misalnya : PDB (Produk Domestik Bruto), investasi, valuta asing, kredit perbankan, anggaran pemerintah, pengeluaran pembangunan, perdagangan luar negeri, dan neraca pembayaran.

Dari segi aspek sosial maka yang ditinjau adalah tujuan utama perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya maka perusahaan tidak dapat bertahan lama. Perusahaan hidup bersama-sama dengan komponen lain dalam satu tatanan kehidupan yang prulalitas dan kompleks walau hendaknya berada dalam satu keseimbangan. Salah satu komponen yang dimaksud adalah lembaga sosial, sehingga dalam rangka keseimbangan tadi hendaknya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial.

Dari segi aspek politik maka secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh kepada dunia bisnis. Makin kacau politik suatu Negara akan berdampak kacau pula pada dunia bisnis di Negara tersebut dan pula sebaliknya.

Adapun aspek-aspek yang diperlukan dalam aspek ekonomi, sosial, dan politik sebagai berikut :

  1. Pengaruh bisnis tersebut terhadap peningkatan penghasilan Negara
  2. Pengaruh bisnis tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan diperoleh
  3. Penambahan kesempatan kerja
  4. Pemerataan kesempatan kerja
  5. Bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap industri lain

Aspek yang bersifat sosial seperti : menjadi semakin ramai daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik dan lain sebagainya.

 

7.   Aspek Lingkungan Hidup

Aspek lingkungan hidup sering disebut juga dengan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan sudah dikembangkan oleh beberapa Negara maju sejak 1970 dengan nama Environmental Impact Analysis atau Environmental Impact Assessment yang keduanya disingkat dengan EIA. AMDAL diperlukan untuk melakukan studi kelayakan dengan dua alasan pokok yakni :

  1. Karena undang-undang dan peraturan pemerintah mengkehendaki demikian. Jawaban ini cukup efektif untuk memaksa para pemilik bisnis yang kurang memperhatikan kualitas lingkungan dan hanya memikirkan keuntungan bisnisnya sebesar mungkin tanpa menghiraukan dampak ke lingkungan di sekitarnya.
  2. AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya bisnis-bisnis industri. Para pemarkasa harus membuat AMDAL dengan konsekuensi dia mengeluarkan biaya. Tanggung jawab penyelenggaraan AMDAL ini buka berarti harus diemban oleh pemarkasa bisnis itu sendiri. Ia dapat menyerahkan ke penyelenggaraan konsultan swasta ataupun pihak lain atas dasar dari hukum pemerintah.

 

8. Aspek Hukum dan Legalitas

Beberapa faktor yang dijadikan dasar dalam penilaian kelayakan, yaitu:

  1. Badan hukum apa yang paling sesuai untuk dijadikan bentuk formala badan usaha yang akan didirikan.
  2. Komoditas usaha termasuk jenis barang dagangan (komoditas) yang diperbolehkan yang diperbolehkan atau dilarang undang-undang.
  3. Cara berbisinis melanggar hukum agama atau tidak.
  4. Teknis operasional mendapatkan izin dari instansi/departemen/dinas terkait atau tidak.

Penentuan dan pemilihan bentuk badan hokum yang paling sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu:

  1. Faktor tujuan (goal)

Pertanyaan yang pertama kali muncul adalah apakah tujuan utama didirikannya perusahaan. Apakah semata-mata untuk mendapatkan keuntungan atau berorientasi pada kemanfaatan semata atau kedua-duanya, yaitu untuk mendapatkan keuntungan (profit) dan kemanfaatan (benefit).

  1. Faktor kepemilikan (ownership)

Pertamyaan selanjutnya adalah berapa orangkah pemilik perudahaan yang akan didirikan seorang, du orang atau lebih dari 20 orang. Jawaban pertanyaan itu dapat membawa konsekuensi terhadap bentuk hokum badan usaha yang akan dibangun.

  1. Faktor permodalan (capital)

Estimasi modal dasar yang diperlukan untuk mendirikan usaha akan menentukan bentuk hokum badan usaha karena untuk badan hokum tertentu mensyaratkan modal minimal.

  1. Faktor pembagian risiko (risk sharing)

Setiap usaha (bisnis) pasti mengandung  nilai resiko karena hokum ekonomi mengatakan bahwa antara resiko dan return ada hubungan positif dan signifikan. Pembagian porsi risiko dalam bisnis akan menentukan bentuk badan hokum yang digunakan. Ada badan hukum yang memiliki risiko tak terbatas sampai harta pribadi pemilik dan ada juga yang risikonya dibatasi hanya pada bagian kepemilikan modal usaha.

  1. Faktor jangka waktu (timely)

Batas waktu usia organisai berpengaruh dalam menentukan jenis badan hukum organisasi yang akan dipilih. Untuk badan hukum tertentu, pemerintah melalui undang-undang dan peraturannya tidak membatasi namun ada badan hukum yang batas waktunya dibatasi walaupun dapat diperpanjang lagi.

 

Sumber : Husein Umar. Studi Kelayakan Bisnis. (PT Gramedia Pustaka: Jakarta, 1995) h. 10-76.

Husein Umar. Studi Kelayakan Bisnis. (PT Gramedia Pustaka: Jakarta, 2005) h. 245-256.